Sabtu, 08 Oktober 2016

BENTUK-BETUK MASYARAKAT

Masyarakat merupakan kesatuan terbesar dari manusia-manusia yang saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bersama atas dasar kebudayaan yang sama. Berbicara mengenai masyarakat berarti berbicara tentang kelompok- kelompok sosial. Kelompok-kelompok itu terdiri dari individu-individu, sedangkan masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
 Atas dasar itu maka dapat dikatakan bahwa masyarakat merupakan suatu jalinan kelompok-kelompok sosial yang saling mengait dalam dalam kesatuan yang lebih besar, berdasarkan kebudayaan yang sama. Yang hendak di tonjolkan di sini adalah bahwa kelompok-kelompok yang ada di dalam masyarakat itu tidak hidup sendiri-sendiri melainkan saling membutuhkan. Kelompok-kelompok tersebut, hanya dapat hidup berkat adanya kesadaran akan perlunya kerja sama untuk saling memberi dan saling melengkapi kebutuhan bersama.
Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan yang terikat oleh rasa identitas bersama. Suatu masyarakat memiliki beberapa unsur seperti Kategori sosial, yakni kesatuan manusia tang terwujud karena adanya suatu ciri yang bersifat objektif; dan Golongan sosial, yakni kesatuan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri tertentu dan memiliki identitas idealisme.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara jika cara hidup yang harus ditaati – baik oleh individu maupun asosiasi-asosiasi – ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat mereka semua). Selain unsur-unsur pembentuk masyarakat di atas, ada juga bentuk-bentuk dari masyarakat. Bentuk-bentuk masyarakat akan dijabarkan pada pembahasan di bawah ini.

Keluarga
Keluarga merupakan salah satu bentuk masyarakat yang pertama dan alamiah. Keluarga bertumbuh dari kebersamaan hidup dan cinta kasih yang intim antara laki-laki dan perempuan dalam sutu ikatan perkawinan, mempunyai matra sosial yang khas dan sejati karena keluarga merupakan medan pertama berseminya hubungan-hubungan antar manusiawi dan juga merupakan sel-sel dasar bagi masyarakat. Atas dasar itulah keluarga dapat dikatakan sebagai sebuah institusi dan sebagai prototipe setiap tatanan sosial membentuk fundamen kehidupan pribadi-pribadi.
Sebagai suatu persekutuan alamiah dimana sosialitas manusia dialami, keluarga memainkan peran yang sangat khas dan tak tergantikan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat. Karena kebersamaan dalam keluarga sebenarnya lahir dari kebersamaan antar pribadi. “kesamaan” berkaitan dengan relasi personal antara ‘aku’ dan ‘engkau’. Namun kebersamaan ini melampauhi skema inidan terarah pada”persekutuan”, satu ‘kekitaan’ karena itu keluarga sebagai suatu kebersamaan antar pribadi merupakan persekutuan pertama.  
Satu masyarakat yang ditata berdasarkan kriteria sebuah keluarga merupakan perlindungan yang terbaik melawan segala tendensi individualisme dan kolektivisme, sebab masyarakat  seperti ini selalu menempatkan pribadi pada pusat perhatian, bukan sebagai sarana melainkan sebagai tujuan. Karena itu sangat jelas bahwa kesejahteraan pribadi-pribadi dan keberfungsian yang baik dari masyarakat terkait erat dengan “kesejahteraan persekutuan keluarga”. Tanpa keluarga-keluarga yang kuat dalam kebersamaan dan berkanjang dalam komitmennya, maka bangsa-bangsa akan kehilangan kekuatannya. Maka tidak ada model masyarakat yang hendak mengupayakan kesejahteraan manusia dapat mengabaikan makna sentral dan tanggung jawab sosial keluarga. Karena dalam keluarga seorang anak manusia belajar menerima tanggung jawab sosial dan bersikap solider.
Negara
Berdasarkan catatan sejarah yang paling awal, manusia dalam mempertahankan hidupnya selalu berkumpul bersama-sama untuk menghadapi tantanagn alam yang hidup maupun yang mati secara kolektif. Oleh sebab itu, dalam perjalanannya kita sering melihat bermacam-macam perkumpulan, group atau organisasi politik yang didasarkan pada wilayah atau teritorial. Lalu adanya jalan yang terbuka kepada suku-suku, desa-desa, kota-kota bertembok, perkebunan, kerajaan, kekaisaran dan bagian-bagiannya, dan yang paling baru adalah negara.
Maka disini individu tidak bertinadak sendirian tetapi selalu berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial. Kelompok sosial yang ada secara keseluruhan yakni warga negara yang merefleksikan pekerjaan, pandanagn-pandanagn politik, kepercayaan-kepercayaan agama dan gaya hidup di dalamnya.
Istilah negara sendiri diterjemahkan dari kata-kata asing Staat (bahasa Belanda dan Jerman); State (bahasa Inggris); Etat (bahasa Prancis) yang memiliki makna dan definisi yang berbeda di tiap negara. Konon, peristilahan tersebut, berasal dari kata Lo Stato yang mulu-mula digunakan dalam abad ke-15 di Eropa Barat. Berasal dari bahasa Italia untuk menyebut pihak yang diperintah (dependent). Anggapan umum bahwa kata Staat, state ataupun etat, dialihkan dari kata bahasa Latin klasik adalah istilah yang abstrak yang menunjukkan keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Sebagaimana pandangan Aristoteles, Ibn Khaldun yang beranggapan keberadaan negara sebagai fitrah dari kesempurnaan manusia. Pembicaraan tentang politik, kekuasaan, dan negara adalah khas bagi makluk yang bernama manusia. Bagi Ibn Khaldun, manusia adalah mahkluk yang tak pernah berdiri sendiri. Dua segi yang tidak daptdipenuhi secara sendiri oleh manusia, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pokok dan pertahanan diri. Dengan dua kekuatan inti yang dimiliki manusia , yakni pikiran dan tanagnnya, manusia berupaya segenap tenaga untuk memenuhi kedua segi tersebut. 
Ada beberapa negara yang terbangun karena rasa solidaritas yang terbangun dari warga negara. Negara pula dapat terlahir karena keberadaan seeorang manusia yang memiliki kemuliaan yang lebih tinggi dari manusia lainnya dalam masyarakat. Sejarah dunia selalu memperlihatkan adanya kelompok yang menjadi cikal bakal lahirnya masyarakat. Pada masyarakat sederhana, sekelompokan manusia selalu bersama membentuk jejaring simbiosis atas dasar saling bantu dan saling butuh. Sejak semula dalam kesadaran manusia senantiasa membutuhkan manusia yang lain. Manusia sadar untuk membentuk dan berada dalam komunitas sosialnya agar tetap dapt meresapi keberadaannya dan agar dapat tetap bertahan hidup.
Setelah sejarah panjang perjalanan umat manusia, kelompok-kelompok yang semakin membesar dan membiak, tata aturan yang sedari awal sudah disusun secara bersama oleh anggota komunitas dengan sangat sederhana, mulai mengalami gerak evolusi dengan tata nilai dan aturan yang kian kompleks. Saat itu masyarakat mengalami fase perbesarannya dengan jejaring sistem pemerintahannya yang kian menjadi latar bagi terbentuknya sebuah negara. Pada akhirnya seorang Prancis bersama Paul Renan mengatakan bahwa dasar segala negara dalah keinginan para warga untuk bersatu (“le desir d’etre ensemble”).
Agama
Agama merupakan suatu sistem terpadu antara keyakinan dan praktik yang berkaitan dengan hal-hal yang suci yang dianggap tak terjangkau. Fungsi pokok pranata agama : bantuan terhadap pencarian identitas moral; memberikan penafsiran untuk menjelaskan keberadaan manusia; peningkatan kehidupan sosial dan mempererat kohesi sosial.
Agama adalah suatu sarana akhir yang bisa menolong manusia ketika instruksi lainnya gagal-tak berdaya. Agama sebagai sistem kepercayaan dan praksis dengannya manusia berjaga-jaga menghadap masalah akhir hidup di dunia ini. Dengan demikian suatu kelompok agama menunjuk pada orang yang memiliki  sistem kepercayaan tertentu yang diterima dan diakui bersama. Dalam arti bahwa masyarakat suatu kelompok agama itu mengakui iman kepercayaannya akan Wujud Ilahi.
Dari penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa kelompok agama merupakan suatu kelompok masyarakat yang terbentuk sebagai satu-kesatuan yang memiliki sistem kepercayaan tertentu. Maksudnya bahwa kelompok agama merupakan suatu kelompok umat beriman yang memiliki kekhasannya masing-masing dari agama yang dianutnya itu, dalam sistem kepercayaannya akan yang Ilahi. Baik dalam cara berdoa maupun dalam menjalankan norma-norma agamanya demi mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan spiritual baik untuk diri sendiri maupun dalam hubungan dengan sesama.
Budaya
Kata budaya berasal dari kata Sanskerta Budi yang di jamakkan menjadi budaya. Lalu di bentuk kata Budhidaya yang berarti kekuatan budi. Jadi kebudayaan berarti apa saja yang di hasilkan oleh kekuatan budi manusia. Karena manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan budinya tetapi juga dengan perasaan, fantasi atau imajinasi dan dengan kehendaknya. Maka atas dasar itu dapat dikatakan bahwa kebudayaan  di dalamnya mencakup cipta, rasa dan karsa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan.
Kebudayaan manusia pada hakekatnya adalah kebudayaan sosial. Manusia bersama manusia lain, menciptakan kebudayaan dengan satu tujuan. Ciptaan tersebut di beri tugas dan fungsi. Ada beberapa tugas dan fungsi dari suatu kebudayaan.
            Membentuk manusia yang beradab. Kebudayaan sebagai kompleks pola-pola kelakuan diciptakan oleh manusia untuk memungkinkan potensi manusia, membentuk pribadi yang lengkap dan sempurna. Manusia yang tahu sopan santun, manusia yang bermoral baik dan berpengetahuan yang cukup. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu diciptakan satu ruang hidup disebut masyarakat yakni suatu susunan (struktur nilai-nilai manusiawi beserta seperangkat peraturan dan kaidah-kaidah yang harus ditaati. Sebab dari tingkah lakunya dapat dikenal dengan mudah siapa dia dan dari mana asalnya, juga derajat kemajuan masyarakat asal orang tersebut. Atau bisa juga disebut ”masyarakat ialah apa yang dibuat oleh kebudayaan dan kebudayaan merupakan apa yang dibuat masyarakat”.
            Sebagai sistem kesatuan makna. Suatu perbuatan manusia dari suatu budaya tertentu dapat menyakiti perasaan orang lain dari satuan budaya lainnya, apabila orang yang disebut terakhir ini tidak memahami makna perbuatan tersebut dalam keseluruhan sistem makna dari satuan budaya tertentu.contohnya orang belanda mencela bangsa Indonesia sebagai bangsa pembohong, mereka mengatakan demikian karena orang Indonesia sering mengatakan ’ya’ walau hati kecilnya ’tidak’. Ternyata hal ini terjadi karena perbedaaan persepsi antara sistem makna kebudayaan. Orang Belanda menganggap pemikiran ” jangan sekali berbohong” sedang orang Indonesia lebih berintensi untuk tidak menyakiti hati orang. Dengan demikian dapat dikatakan kebudayaan adalah kunci untuk memahami dengan tepat berbagai perbuatan orang yang berbeda-beda. Penilaian terhadap setiap peraturan hendaknya dilihat dari kesatuannya yang diterima dan dibina dalamsuatu sistem budaya tertentu.
Sebagai pola dasar kehidupan bersama. Pada penjelasan awal dikatakan bahwa seseorang yang masuk dalam suatu masyarakat menemukan masyarakat itu telah memiliki suatu sistem nilai budaya. Sebagai orang-orang baru ia tidak perlu bertanya bagaimana ia harus menciptakan cara-cara yang umum untuk menghayati hidupnya di lingkungan tersebut. Disisni sudah tersedia pola dasar tingkah laku bagi semua warganya seperti cara membangun rumah, berpakain yang sopan, menghormati orang tua, bergaul dengan orang lain baik dengan dengan pria maupun wanita.Ia hanya perlu mengenal pola dasar dan pola-pola lain serta menyesuaikan tingkah lakunya dengan pola-pola tersebut.
Kelompok Bebas Dengan Tujuan Khusus
Kelompok dikatakan sebagai masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya, yaitu sistem interaksi antara para anggota dengan ada-istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontinuitas, serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota manusia tadi. Dalam suatu kelompok dikenal yang namanya organisasi dan sistem pimpinan. Selain itu lokasi bukan merupakan unsur yang menentukan hidup matinya suatu kelompok.
Dalam suatu kelompok, sistem pimpinan yang dimiliki bukanlah bersifat buatan melainkan atas dasar orgasisasi adat dan bersasarkan kewibawaan dan karismatik sedangkan hubungan dengan warga kelompok yang dipimpin lebih berdasar azas perseorangan. Hubungan yang terjadi dalam suatu kelompok adalah bersifat kekeluargaan. Contoh dari kelompok (group) ini adalah organisasi mahasiswa etnis tertentu, geng motor, kolompok pengendara motor dll.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support